Saturday, July 4, 2009

Beberapa sebab anak terlambat berbicara

Sukses menjalani kehamilan, seorang ibu berhadapan dengan proses melahirkan. Setelah itu dia akan melewati masa menyusui yang diharapkan dapat dilalui dengan baik sesuai program ASI eksklusif selama 6 bulan. Setelah itu mungkin ibu berhadapan dengan banyak hal dan diantaranya adalah keterlambatan anak untuk berbicara. Bila ini terjadi segera kenali penyebabnya dan selesaikan dengan baik. Beberapa tulisan dibawah adalah beberapa alasan mengapa anak terlambat berbicara.

Keterbatasan Pendengaran

Seringkali ditemui kondisi medis sementara maupun kerusakan permanen dalam pendengaran anak. Bila ini terjadi maka tidak heran anak mengalami proses terlambat bicara karena memang dia tidak dapat mendengar dan meniru perkataan orang tuanya.

Perkembangan Otot yang lambat

Beberapa anak mengalami kesulitan melakukan gerakan mulut/rahang cepat untuk mengkombinasikan dan mengkoordinasikan apa yang ingin mereka katakan dengan suara dan bahasa yang harus mulut mereka hasilkan.

Sulit mengerti bahasa orang dewasa

Umumnya anak memang sulit untuk menangkap seluruh informasi yang diberikan oleh orang tua kepadanya. Ini disebabkan biasaya kita berbicara dengan cepat dan menggunakan bahasa yang rumit. Cobalah untuk menggunakan kata-kata sederhana dan berbicara dengan pelan agar anak dapat menangkap kata demi kata.

Kurang berinteraksi dengan orang lain.

Kemampuan anak untuk berbicara didominasi oleh interaksi anak dengan orang lain. Untuk itu perhatikan frekuensi interaksi anak dengan orang lain guna melatih kemampuan komunikasi mereka

Peran Pasif dalam kehidupan sosial

Kebanyakan anak lebih sering ditempatkan dalam posisi "menerima" dan tidak "memberi" dalam hubungannya dengan orang lain.Hal ini mengakibatkan tidak terbiasanya mereka berpartisipasi secara aktif; hal yang dibutuhkan dalam perkembangan bicara mereka

Cara komunikasi "kuno" sudah terlalu nyaman dipakai

Beberapa anak, khususnya dalam hubungan di dalam keluarganya, terbiasa dengan nyaman berkomunikasi menggunakan gerakan,bahasa tubuh maupun bunyi-bunyian saja. Hal ini boleh jadi merupakan cara komunikasi yang efektif di dalam rumah, namun tidak dalam lingkup masyaarakat, di mana anak butuh menggunakan bahasa secara verbal sampai ke tingkat kata-kata yang rumit

Orang dewasa tidak menganggap anak mampu

Banyak orang dewasa tidak melibatkan anak dalam berkomunikasi, karena memiliki pemikiran bahwa anak tersebut belum mampu berpartisipasi aktif ataupun mengerti pembicaraan yang berlangsung.

Orang dewasa bicara atas nama mereka

Seringkali orang dewasa bicara atas nama anak, sehingga mereka kelihatan tidak berbicara. Ini terjadi misalkan ketika ada orang lain yang bertanya nama adik siapa, biasanya orang tua yang menjawabnya. Hindarilah hal ini dan cobalah memberikan kesempatan kepada anak utuk berbicara dengan mengatakan kepadanya “coba sebutkan namanya siapa”

Tidak cukup waktu untuk berbicara

Sering terjadi bahwa dalam suatu proses komunikasi, orang dewasa tidak menunggu cukup lama guna memberi kesempatan pada anak untuk merespon. Kebanyakan anak bersikap pasif dalam berkomunikasi, sepertinya mereka mengerti bahwa mereka tidak akan diberi kesempatan untuk bicara.

Terlalu banyak rangsangan

Sekalipun untuk niat dan tujuan yang baik, seringkali anak di'jejali' dengan terlalu banyak bahasa, sehingga mereka kewalahan. Rasanya seperti anak yang sedang belajar menangkap bola, lalu dilempari beberapa bola sekaligus.

Terlalu banyak bahasa "sekolah"; kurang bahasa yang "komunikatif"

Kebanyakan anak pada awal usianya diajarkan bahasa yang mencakup 'warna', 'angka', yang sebetulnya tidak terlalu bermanfaat dalam komunikasi sehari-hari. Anak membutuhkan rangsangan bahasa yang sifatnya praktis; mencakup kosa kata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, karena mereka akan melatih kemampuan berbahasanya melalui kehidupan sehari-hari.

Terlalu banyak bahasa "pertujukan"; kurang "obrolan" sosial

Kebanyakan anak menggunakan bahasa untuk menunjukkan kemampuannya meniru sesuatu kepada orang dewasa; apakah itu sajak pendek, syair lagu, mengulang cerita yang didongengkan kepada mereka, dll. Hanya sedikit yang mendapatkan kesempatan untuk 'ngobrol' dan bertanya jawab secara santai, sehingga terbangun hubungan 'pertemanan' dengan orang yang berkomunikasi dengan mereka.

Terlalu banyak bermain sendirian

Tentunya anak belajar banyak melalui permainannya dengan boneka, robot atau mainan lainnya. Namun untuk melatih kemampuan nya berkomunikasi, ia akan membutuhkan juga manusia yang melakukan pembicaraan timbal balik sesuai dengan kemampuan si anak.

Sumber: dari sini

1 comment:

  1. Nice Artikelnya :)
    Tapi biasanya ....
    Perkembangan anak juga bisa di sebabkan kurangnya asupan nutrisi sejak dalam kandungan...
    Maka dari itu sebisa mungkin untuk ibu yang mengandung cukupi asupan makanan yang bernutrisi dan minum susu kambing sebagai pelengkap nutrisi untuk perkembangan otak si janin :)

    ReplyDelete