Lepas dari kontroversi tersebut, ada baiknya kita bertanya dulu soal mendasar tentang boks bayi. Kalau ada kerabat yang pernah punya pengalaman dengan ranjang bayi, mintalah masukan darinya terutama soal kegunaan boks bayi sehari-hari.
Masukan ini bisa berbeda pada setiap orang. Ada yang bilang boks hanya diperlukan untuk tidur siang, sementara saat tidur malam sang ibu lebih suka membagi kaplingnya dengan si bayi supaya tidak bolak-balik jalan untuk menyusui.
Melakukan studi banding ke berbagai toko perlengkapan bayi juga sangat perlu. Kalau memungkinkan, konsultasikan hal satu ini ke dokter anak atau orang-orang yang paham betul soal tempat tidur yang memenuhi unsur kenyamanan, keamanan, dan efektivitasnya sesuai kebutuhan. Yang pasti, lakukan pertimbangan-pertimbangan berikut sebelum membeli.
PENEMPATAN DAN UKURAN
Sebelum membeli, pastikan tujuan, lokasi penempatan, dan ukuran boks yang dibutuhkan. Membeli boks bayi yang akan ditempatkan menyatu di kamar orangtua tentu berbeda pertimbangannya dengan membeli tempat tidur bayi untuk dipakai hingga bertahun-tahun ke depan. Bila akan ditempatkan di kamar pribadi anak yang cukup luas, kita bisa memilih yang ukurannya cukup besar, permanen, dan berat dengan asumsi tidak ada kebutuhan untuk memindah-mindahkannya lagi. Sebaliknya, kalau boks ini ingin ditempatkan di sisi tempat tidur orangtua di ruangan yang relatif sudah sempit karena terisi furnitur lain, mau tidak mau pilihan jatuh pada boks bayi yang cukup ringan dan mudah dipindah-pindah.
SESUAI KEBUTUHAN
Apakah tempat tidur dibutuhkan hanya untuk meninabobokan si kecil di siang hari, berjemur di sinar matahari pagi, atau betul-betul akan dimultifungsikan? Jika hanya untuk meninabobokan atau berjemur di pagi hari, sedangkan malam hari Si Kecil tidur seranjang dengan kita, pilih saja cradle atau keranjang ayun. Sementara kalau ingin membuatnya benar-benar sebagai tempat tidur, ya pilihkan tempat tidur yang permanen.
FAKTOR KEAMANAN
Keamanan jelas memegang peran sangat penting. Perhatikan jarak antarjeruji penyekatnya. Pastikan kepala atau tubuh Si Kecil tidak mungkin lolos yang mengakibatkannya terjepit atau bahkan terjatuh. Selain itu, pilih tempat tidur yang setiap sudut dan sisi rangkanya sama sekali tidak lancip, melainkan “berpinggul” atau melengkung supaya bayi terhindar dari cedera. Perhatikan pula materi kayunya, jangan sampai ada permukaannya yang mudah mengelupas dan melukai si kecil.
Keamanan juga harus dilihat dari jenis cat maupun pelapis lain yang digunakan. Pilih yang nontoksik alias tidak beracun karena bayi dan batita gemar memasukkan apa pun ke dalam mulutnya lalu mengisap ataupun menggigit-gigitnya.
KENYAMANAN
Tak kalah penting, kualitas kasur dan bumper di sekeliling tempat tidur harus jadi bahan pertimbangan. Pilihlah yang berbahan lembut, baik dakron atau busa atau lateks atau per dan kain pelapisnya agar betul-betul nyaman ditiduri. Kasur yang baik memiliki sirkulasi udara yang cukup sehingga bayi tak gampang merasa gerah, bersifat antibakteri dan antialergi, serta mudah dibersihkan.
FLEKSIBEL
Bila ranjangnya akan digunakan sampai anak cukup besar, pilihlah yang memiliki fleksibilitas, yaitu:
- dapat diatur ketinggian pagarnya agar saat anak sudah bisa bisa berdiri, risiko terjatuh dari tempat tidur bisa diminimalkan
- bisa dibongkar pasang atau knockdown sehingga panjang pendek atau tinggi rendah kerangkanya bisa diatur sesuai kebutuhan. Jika sudah tidak dipakai pun sebaiknya tempat tidur ini bisa “dilipat” dan disimpan untuk adiknya kelak atau dihadiahkan kepada kerabat yang membutuhkan kalau memang berencana tak ingin punya momongan lagi
Pelengkap yang dapat ditempatkan pada tempat tidur bayi seyogyanya juga menjadi salah satu pertimbangan. Diantaranya kantong popok dan tempat kosmetik/obat-obatan bayi yang bisa memudahkan pekerjaan mengurus si kecil. Bila bayi sudah bisa berinteraksi dengan lingkungan, tempat tidur pun bisa dilengkapi dengan mainan gantung untuk menstimulasi bayi.
Sumber: http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=08386&rubrik=bayi
No comments:
Post a Comment