Monday, May 4, 2009

Jangan Bedong Aku !

Siapa pun gemas melihat bayi dalam bungkusan kain bedong. Layaknya sebuah tradisi, membedong bayi pun turun temurun diwariskan dari jaman eyang sampai kini ke cucunya. Tapi nanti dulu, jangan terlalu sering membedong si kecil.

MENGAPA DIBEDONG ?

Siapa pun pasti familiar dengan kegiatan membedong bayi. Merujuk pada situs babycentre.co.uk, membedong alias swaddling ini memang merupakan teknik yang digunakan sejak dulu untuk membuat bayi merasa nyaman dan aman. Membedong bayi juga biasanya lebih membudaya dan umum dilakukan oleh masyarakat timur dibanding barat.

Membedong, dilakukan dengan cara meletakkan bayi di atas selembar kain lalu membungkusnya dari batas bawah leher sampai dengan ujung kaki. Bagian kepala, leher dan kedua tangan tentunya dibiarkan bebas dan tidak ikut dibungkus dalam kain bedong. Ini bertujuan untuk membuat sang bayi mengingat memori dan merasakan kembali suasana saat berada di dalam rahim ibu, karena ketika dibedong, ia akan merasakan lagi suasana hangat tersebut. Ini pun membuatnya merasa nyaman dan aman.

Selain membuatnya merasa aman dan nyaman ketika dibedong, membedong juga akan lebih praktis bagi sang ibu karena bayi yang terbungkus kain ini akan membuat ibu jadi lebih mudah untuk menggendong saat menyusuinya, karena ia tidak akan banyak bergerak.

JANGAN TERLALU SERING

Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Begitu juga halnya dengan membedong bayi. Bila sesekali dilakukan, membedong dapat menimbulkan sensasi seperti masih dalam rahim sehingga bayi merasa nyaman, tetapi jika terlalu sering ternyata sisi negatif pun perlu dipertimbangkan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kadriye Yurdakok, MD, Tuna Yavuz, MD dan Carl E Taylor, MD, DrPH dalam American Journal of Public Health "Swaddling and Acute Respiratory Infections", di 93% orangtua di Turki pasti membedong bayinya, dan di Cina, membedong bayi dilakukan tidak hanya pada sebulan pertama usia bayi, tetapi juga pada bulan-bulan berikutnya.

Membedong dengan kain yang terlalu ketat serta sering sekali dilakukan, akan membuat bayi kepanasan (overheated) serta dapat meningkatkan resiko pneumonia dan infeksi saluran pernafasan akut lainnya akibat paru-paru bayi tidak dapat mengembang sempurna ketika ia bernafas. Pada kedua negara tersebut, angka bayi yang meninggal karena pneumonia pun masuk kategori yang cukup mengkhawatirkan, karena di Turki 50.000 bayi meninggal sedangkan di Cina sekitar 300.000 anak meninggal karena pneumonia setiap tahunnya. Bayi yang dibedong selama tiga bulan, memiliki resiko empat kali lebih besar menderita penyakit saluran pernapasan dibandingkan bayi yang tidak dibedong.

Dr. Andreas Liando, Sp.A, dokter spesialis anak dari Omni International Hospital bahkan tidak menyarankan bayi untuk dibedong, terutama bila pembedongan dilakukan sering dan dalam waktu lama. ‘’Untuk menghangatkan bayi, bisa dipakai cara lain selain bedong, seperti memakaikannya baju hangat. Selain bisa membuat bayi kepanasan, bedong juga bisa menghalangi gerak bayi dan stimulasi motorik tumbuh kembang anak,’’ jelasnya.

BUKAN UNTUK MELURUSKAN KAKI

Satu hal lagi yang juga berkembang pada masyarakat dan menjadi salah kaprah adalah bedong dilakukan untuk meluruskan kaki bayi. Kaki bayi yang tampak bengkok sering terjadi karena selama kurang lebih 40 minggu di dalam kandungan, bayi terbiasa menyesuaikan diri dengan kondisi rahim yang terbatas dengan posisi meringkuk. Ini yang menyebabkan ketika baru lahir, kaki bayi seringkali tampak bengkok.

Ketika ditaruh dalam posisi telentang, tubuh bayi pun kerap tidak lurus, tapi menekuk di siku tangan dan lututnya. Kaki bayi yang bengkok sering menjadi hal yang mengkhawatikan dan dianggap dapat diluruskan dengan cara membedongnya rapat dengan kain.

Padahal sesuai umur bayi, pada usia beberapa bulan kaki bayi akan lurus dan normal dengan sendirinya, kendati ia tidak dibedong sekali pun. Umumnya, setelah usia 5-6 bulan posisinya mulai tidur lurus ‘’Bedong sama sekali tidak ada hubungannya dengan meluruskan kaki bayi,’’ tegas Dr. Andreas. Yang jelas, bila membedong malahan membuatnya terganggu, biarkan ia lepas dari ‘kungkungan’. PG.

BILA HARUS MEMBEDONG

Bila bayi benar-benar harus dibedong, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut:
· Suhu udara dingin dan baju hangat tidak cukup membuatnya merasa nyaman.
· Bayi tampak gelisah dan susah tidur karena pergerakan tangan dan kakinya sendiri.
· Satu hal lagi yang juga harus diperhatikan adalah pilih kain bedong yang tidak terlalu tebal tetapi hangat, misalnya flanel.
· Sering-seringlah mengecek kain bedong, mengingat bayi sering sekali mengompol. Ganti segera bila bedong basah.
· Bila berniat membungkusnya dengan kain bedong, kenakan baju dari bahan yang tipis saja.

STOP MEMBEDONGNYA BILA...

Dibedong pada awalnya mungkin membuatnya merasa nyaman, tapi bila sering-sering dan lama, malahan akan mengganggunya. Bebaskan si kecil dari bedongnya bila:
· Bayi sudah berusia lebih dari sebulan. Membedongnya terlalu lama dapat membuat perkembangan fisiknya terhambat.
· Ia menendang-nendang kain dan mencoba berontak. Ini artinya ia merasa tidak nyaman, alias berkata ‘’Mamaaa..lepaskan aku !’’
· Udara panas. Menurut Warren Guntheroth, profesor pediatrik yang juga seorang ahli SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) di University of Washington, Seattle, bayi yang kepanasan karena suhu ruangan ataupun terbungkus rapat dalam kain atau selimut beresiko tinggi terkena SIDS)

sumber: dari sini

No comments:

Post a Comment